Best Blogger Tips

Monday 14 October 2013

“Jurnalis Asing di Papua”kawan atau musuh dalam selimut ?


Kamis, 10 Oktober 2013, salah satu hari bersejarah di tanah Papua. Gubernur Papua, Lukas Enembe, memberi pernyataan bahwa jurnalis asing diberi izin untuk masuk Papua. Memang sebelumnya tidak mudah bagi  para jurnalis asing untuk masuk ke Papua. Hal ini dikarenakan perizinan yang sulit, setelah mendapat izin pun belum tentu dapat meliput dengan bebas karena selalu diawasi oleh Pemerintah Indonesia. Ada beberapa hal yang patut diwaspadai pemerintah Indonesia ketika memberi izin para jurnalis asing masuk untuk meliput berita di Papua. Salah satunya adalah perihal pelanggaran HAM di Papua yang senantiasa mendapat perhatian dari dunia Internasional. Sudah menjadi rahasia umum bahwa hingga saat ini masih saja terjadi pelanggaran HAM di bumi Papua. Hal ini tidak lepas dari adanya konflik separatisme berkepanjangan di Papua itu sendiri. Ketika dunia Internasional diberikan kebebasan untuk melihat langsung bagaimana masalah-masalah tersebut, kemungkinan besar Indonesia akan mendapat kecaman keras dari dunia Internasional dan intervensi Asing akan semakin dalam konflik ini. Hal ini tentu akan menguntungkan OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang akan mendapat dukungan penuh oleh dunia Internasional. Kita semua tahu, Papua dengan sumber daya alamnya yang melimpah adalah incaran utama negara-negara barat, tak terkecuali tetangga kita Australia. Negara-negara asing akan memberikan bantuan kepada kelompok separatis dengan harapan kelak akan mendapat imbalan berupa alam Papua. Seperti yang terjadi dasawarsa ini, bila ditelaah lebih dalam darimanakah orang-orang OPM memperoleh senjata ? adakah aliran dana asing yang mengalir untuk mereka ?
Menurut saya pribadi mulai saat ini konflik di Papua ini harus dikelola sehalus mungkin oleh Pemerintah Indonesia. Jalur politik dan diplomasi adalah jalan terbaik dalam penyelesaian konflik. Memang akhir-akhir ini sering terjadi penembakan misterius terhadap prajurit-prajurit TNI yang sedang bertugas disana, tetapi ini bukan alasan bagi TNI untuk membalas menembaki warganya sendiri. TNI tidak boleh terprovokasi oleh tindakan-tindakan yang dilancarkan oleh OPM. Karena menurut saya tindakan yang dilakukan oleh OPM ini hanyalah pancingan untuk menciptakan kondisi yang chaos dan polarisasi antara TNI dengan OPM, yang dicap sebagai organisasi kemerdekaan bagi rakyat Papua.  Konflik ini semakin meruncing, dan dunia Internasional mulai dekat. Yang sering menjadi pertanyaan saya adalah selama ini yang sering disorot oleh dunia Internasional ialah serangan balasan dari TNI ke OPM dan dikecam habis-habisan sebagai tindakan melanggar HAM. Jangan sampai dengan adanya kemudahan bagi jurnalis asing di Papua akan masuk Intervensi Asing yang memiliki maksud tertentu.
Kebijakan ini apabila dikelola dengan baik sebenarnya juga membawa dampak positif bagi bangsa ini.  Beberapa hal positif yang bisa saya lihat adalah perekonomian rakyat Papua akan membaik karena sektor pariwisatanya semakin terekspose oleh dunia Internasional, pemerintah akan terdesak untuk mempercepat pembangunan di Papua, serta pengentasan kemiskinan dan kebodohan disana. Sekarang kendali ada di tangan pemimpin kita, bagaimana pemerintah melakukan manajemen terhadap kebijakan yang telah diambil ini. Pebri
Bagikan Artikel Ini :

0 comments:

Post a Comment