Best Blogger Tips

Wednesday, 13 February 2013

PAPUA DIANTARA AMERIKA, AUSTRALIA DAN INDONESIA


Sebenarnya siapa pemilik Papua saat ini ? apakah Amerika, Australia atau INDONESIA ?
Sungguh aneh memang memertanyakan kepemilikan Papua saat ini, karena memang Bumi Cendrawasih terletak di daerah teritorial Indonesia, namun apakah kalian tahu manuver-manuver asing yang ada di Papua, lantas siapa yang sebenarnya ada dibalik manuver-manuver tersebut ??? simak lur 


Mari kita tengok kembali zaman perjuangan dimana  semangat juang bangsa Indonesia kala itu untuk merebut kembali Irian Barat dari Belanda. Selain bergerilya melalui jalur militer, bangsa ini juga menggunakan cara diplomasi yang juga memegang peranan penting kala itu, dan siapakah yang menjadi penengah kala diplomasi itu ? ya, dialah Amerika. Langkah-langkah mereka membantu kita untuk membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda, dan disatu sisi Amerika melihat ini sebagai peluang untuk memperluas jangkauan kedigdayaannya, terutama melalui Sumber Daya Alam di Papua. Amerika adalah negara pertama yang menemukan Ertsberg (daerah tambang PT Freeport) yang mengandung sekitar 13 juta ton bijih, melalui ekspedisinya untuk mendaki gunung gletser di Jayawijaya. Amerika telah memetakan sumber daya alam terbesar di Indonesia (Ekspedisi Colijn), menyusun strategi, hingga berdiplomat dengan pemerintah dan pengerukan sumber daya alam terus berlangsung. PT. Freeport sebagai wujud strateginya telah menjadi salah satu produsen emas terbesar di dunia..Pada mulanya di rezim Soekarno yang pro Rusia, Freeport  amat sulit untuk memperoleh izin tambang disana, namun ketika Soekarno lengser dan pucuk kepemimpinan dipegang oleh Soeharto, Indonesia justru membuka izin tambang dan investasi disana.Sekarang ini kepemilikan saham PT. Freeport Indonesia adalah 90,64% PT. Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc dan 9,36 milik pemerintah Indonesia. Pemilik saham terbesar,PT Freeport Mcmoran Richard Adkerson di Honolulu, Hawaii, memiliki wewenang terbesar dalam mengambil manajemen perusahaan, termasuk pemasaran, sehingga menyebab kerugian yang teramat besar bagi Indonesia. 
           
Dan kini, informasi terbaru mengungkapkan bahwa sejumlah anggota Parlemen dari Australia dan sekitar Pasifik membuka sebuah babak baru, yakni semacam kelompok politisi internasional yang tujuannya cuma satu: mendukung Papua untuk Merdeka.
Wakil-wakil dari Vanuatu, Selandia Baru, Papua New Guinea dan Australia telah diundang untuk ikut bergabung dalam International Parliamentarians for West Papua. Dalam pertemuan antara SBY dan Julia Gillard serta Paul Henderson "Saya katakan Papua adalah wilayah sah NKRI. Kami terus melakukan segala sesuatu untuk membawa kesejahteraan, keadilan, dan sejumlah upaya nasional yang lebih baik lagi untuk Papua," kata Presiden SBY di Darwin, Australia, seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Rabu (4/7). 
SBY lantas mengatakan bahwa Julia dan Paul juga mendukung sikap Indonesia tersebut. "Sikap keduanya jelas, yakni mendukung penuh kedaulatan Indonesia," ujarnya dalam keterangan pers sebelum meninggalkan Darwin. Namun siapa yang bisa menduga politik luar negeri yang berubah-ubah seiring dengan perubahan politik domestiknya. Ambil contoh ketika Indonesia menguasai Timor Timur mendapat dukungan dari Presiden Nixon dari Partai Demokrat AS, namun ketika Partai Republik AS berkuasa malah menentang penguasaan Indonesia atas Timor Timur.

“…Dan apa yang dinamakan tanah air Indonesia? Yang dinamakna tanah air Indonesia ialah segenap wilayah yang dulu dijajah oleh pihak Belanda, yang dulu dinamakan Hindia Belanda, yang dulu dinamakan Nederlands IndiĆ«. Itulah wilayah Republik Indonesia. Dengarkan benar kataku, itulah wilayah Republik Indonesia. Itu berarti bahwa sejak 17 Agustus 1945 Irian Barat telah masuk di dalam wilayah Republik Indonesia. Apa yang belum terjadi? Karena penjajah Belanda di Irian Barat sesudah proklamasi itu masih berjalan terus, maka Irian Barat belum kembali termasuk di dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Sehingga kita punya perjuangan yang lalu ialah Saudara-Saudara perhatikan benar-benar, bukan memasukan Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Kesalahan ini masih kadang-kadang dibuat. Orang masih berkata, berjuang memasukan Irian Barat kembali ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Tidak!
Irian Barat sejak 17 Agustus 1945 sudah masuk dalam wilayah Republik Indonesia. Orang kadang-kadang berkata, memasukan Irian Barat ke dalam wilayah Ibu Pertiwi. Salah! Tidak! Irian Barat sejak daripada dulu sudah masuk ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia…”
(Dikutip dari Pidato Bung Karno di Kota Baru, Jayapura, tanggal 4 Mei 1963)
Bagikan Artikel Ini :

0 comments:

Post a Comment