DKI
Jakarta memang seksi. Mulai dari artisnya yang selalu pakai pakaian minim nun
kurang bahan, sampai anak sekolahnya yang kemarin pingin ngerayain kelulusan pakai
event “splash after clash”. Bukan
cuma orang-orangnya, tapi logatnya juga ndak kalah seksi. Logat Jakarte udah jadi kiblat pergaulan anak
gaul nasional. Belum keren kalau belum ngomong “gua/loe” atau belum nendang kalau misuh gak pakai “njir”. Kurang seksi apalagi? Saking
seksinya, belum mulai Pilgub DKI, calon-calon sudah diadu.
Kompasianers
kudu ingat kisah Mas Joko Widodo, Presiden kita yang fenomenal itu. Dari pengusaha
mebel jadi Walikota Solo. Meski Cuma Walikota dari kota yang ukurannya cilik,
tapi bisa naik jadi Gubernur DKI. Jadi Gubernur baru sebentar, tiba-tiba sudah
naik lagi jadi Presiden RI. Kurang fenomenal apalagi? Kalau kurang, beli aja
bukunya Mas Joko di toko buku laris manis. Kisah Mas Joko ini agaknya
menginspirasi banyak orang. Gosipnya, Kang Emil Walikota Bandung konon mau
ikut-ikutan juga.
Mbok ya
sampeyan gak usah niru Mas Joko, Kang. Gara-gara updet foto bareng ahok aja, para
fans sampeyan di Bandung dan sekitarnya mulai kalang kabut takut ditinggal
idolanya. Kasihan mereka Kang. Mungkin takut gagal move on kayak fans MU yang
ditinggal Ferguson. Ingat, masalah jomblo Bandung yang katanya menuntut jodoh
juga belum selesai lho, Kang.
Sampeyan mesti mawas diri, di Jakarta sana rimbanya lebih lebat, lebih banyak
Jomblonya. Btw, Lesbi dan Gay itu
dihitung jomblo apa tidak? Kalau iya, berarti jomblonyaya kian banyak lagi
Kang.
Netizen
ini juga banyak yang kurang ajar. Belum apa-apa sudah berani prediksi,
bayangken duel seru Ahok VS Ridwan bakal kayak El Clasico Madrid Vs Barcelona.
Mungkin juga sudah mulai banyak yang pasang angka di bursa judibola99.com; rajajudi.net; dinastybola.com; go88bet.com; “loh opo meneh
iki?”
Inget
di Jakarte ada Habib Rizieq, Kang Emil mesti siap siaga 24 jam. Bayangken kalau
tamannya nanti digeruduk sekumpulan laskar yang konvoi ndak pake helm sama bawa fentungan
karena dikira tempat maksiat. Sedangkan sampeyan kan suka yang anti-anti. Mulai
dari #antimiras #antismoking. Kalau
sampai nanti sampeyan keluarkan perda #antifentungan
kasihan FPI. Bisa apa tanpa fentungan?
Belum
lagi masalah macet dan banjir. Sampeyan kan arsitek kondang, jangan sampai
macet dan banjir ilang dari Jakarta. Aku ndak mau nanti ada #antimacet dan #antibanjir. Coba inget-inget lagi, Jakarta pernah jadi tranding topic di twitter gara-gara macet-banjir lho, Kang. Banyak dari kita yang
suka eksis di sosial media, jadi biarkan kita bahagia karena jadi bisa populer
di dunia. Kan kata anak muda sekarang. bahagia itu sederhana.
PDIP
ndak usah rayu-rayu Kang Emil buat
maju. Itu bikin cemburu kadernya di tempat lain. Mas Hendi di Semarang dan Mas
FX Hadi Rudiyatmo kan juga pengen ikut-ikutan jadi fenomenal kayak Mas Joko. Kasihan
mereka, nanti kalau ikut baper gimana?
Sudahlah, demi
kemaslahatan umat, Kang Emil jangan tiru Mas Joko. Kasihan nanti fansnya banyak
yang baper lalu nangis. Akhirnya semboyan Bandung lautan api berubah jadi
Bandung lautan air mata. Demi eksistensi Jakarta juga sebaiknya Kang Emil mundur
dari bursa calon Gubernur dan mengabdi di Bandung saja. Rugi jakarta kalau jomblo,
FPI, banjir dan macet itu hilang, mereka semua kan aset Jakarta. Janganlah sampai
ada #antifentungan, #antibanjir, dan #antimacet. Jakarta tanpa itu semua ndak akan sepopuler sekarang, Kang.
0 comments:
Post a Comment