Best Blogger Tips

Sunday 31 January 2016

Kang Emil, Sampeyan Ndak Usah Niru Mas Joko



Hasil gambar untuk jokowi ridwan kamil
DKI Jakarta memang seksi. Mulai dari artisnya yang selalu pakai pakaian minim nun kurang bahan, sampai anak sekolahnya yang kemarin pingin ngerayain kelulusan pakai event “splash after clash”. Bukan cuma orang-orangnya, tapi logatnya juga ndak kalah seksi. Logat Jakarte udah jadi kiblat pergaulan anak gaul nasional. Belum keren kalau belum ngomong “gua/loe” atau belum nendang kalau misuh gak pakai “njir”. Kurang seksi apalagi? Saking seksinya, belum mulai Pilgub DKI, calon-calon sudah diadu.

Kompasianers kudu ingat kisah Mas Joko Widodo, Presiden kita yang fenomenal itu. Dari pengusaha mebel jadi Walikota Solo. Meski Cuma Walikota dari kota yang ukurannya cilik, tapi bisa naik jadi Gubernur DKI. Jadi Gubernur baru sebentar, tiba-tiba sudah naik lagi jadi Presiden RI. Kurang fenomenal apalagi? Kalau kurang, beli aja bukunya Mas Joko di toko buku laris manis. Kisah Mas Joko ini agaknya menginspirasi banyak orang. Gosipnya, Kang Emil Walikota Bandung konon mau ikut-ikutan juga.
Mbok ya sampeyan gak usah niru Mas Joko, Kang. Gara-gara updet foto bareng ahok aja, para fans sampeyan di Bandung dan sekitarnya mulai kalang kabut takut ditinggal idolanya. Kasihan mereka Kang. Mungkin takut gagal move on kayak fans MU yang ditinggal Ferguson. Ingat, masalah jomblo Bandung yang katanya menuntut jodoh juga belum selesai lho, Kang. Sampeyan mesti mawas diri, di Jakarta sana rimbanya lebih lebat, lebih banyak Jomblonya. Btw, Lesbi dan Gay itu dihitung jomblo apa tidak? Kalau iya, berarti jomblonyaya kian banyak lagi Kang.
Netizen ini juga banyak yang kurang ajar. Belum apa-apa sudah berani prediksi, bayangken duel seru Ahok VS Ridwan bakal kayak El Clasico Madrid Vs Barcelona. Mungkin juga sudah mulai banyak yang pasang angka di bursa judibola99.com; rajajudi.net; dinastybola.com; go88bet.com; “loh opo meneh iki?”
Inget di Jakarte ada Habib Rizieq, Kang Emil mesti siap siaga 24 jam. Bayangken kalau tamannya nanti digeruduk sekumpulan laskar yang konvoi ndak pake helm sama bawa fentungan karena dikira tempat maksiat. Sedangkan sampeyan kan suka yang anti-anti. Mulai dari #antimiras #antismoking. Kalau sampai nanti sampeyan keluarkan perda #antifentungan kasihan FPI. Bisa apa tanpa fentungan?
Belum lagi masalah macet dan banjir. Sampeyan kan arsitek kondang, jangan sampai macet dan banjir ilang dari Jakarta. Aku ndak mau nanti ada #antimacet dan #antibanjir. Coba inget-inget lagi, Jakarta pernah jadi tranding topic di twitter gara-gara macet-banjir lho, Kang. Banyak dari kita yang suka eksis di sosial media, jadi biarkan kita bahagia karena jadi bisa populer di dunia. Kan kata anak muda sekarang. bahagia itu sederhana.
PDIP ndak usah rayu-rayu Kang Emil buat maju. Itu bikin cemburu kadernya di tempat lain. Mas Hendi di Semarang dan Mas FX Hadi Rudiyatmo kan juga pengen ikut-ikutan jadi fenomenal kayak Mas Joko. Kasihan mereka, nanti kalau ikut baper gimana?
Sudahlah, demi kemaslahatan umat, Kang Emil jangan tiru Mas Joko. Kasihan nanti fansnya banyak yang baper lalu nangis. Akhirnya semboyan Bandung lautan api berubah jadi Bandung lautan air mata. Demi eksistensi Jakarta juga sebaiknya Kang Emil mundur dari bursa calon Gubernur dan mengabdi di Bandung saja. Rugi jakarta kalau jomblo, FPI, banjir dan macet itu hilang, mereka semua kan aset Jakarta. Janganlah sampai ada #antifentungan, #antibanjir, dan #antimacet. Jakarta tanpa itu semua ndak akan sepopuler sekarang, Kang.
Bagikan Artikel Ini :

0 comments:

Post a Comment