Best Blogger Tips

Sunday 12 May 2013

Terlambat (bukan) budaya Indonesia

TERLAMBAT ITU KORUPSI

Bila kita memperhatikan apa yang telah menjadi kebiasaan di negri ini, datang terlambat seperti sebuah aktivitas yang telah menjadi budaya.  Aktivitas manusia tentu menuntut kita untuk melakukan suatu pemaknaan atau interpretasi terhadapnya. Terlambat bisa diinterpretasikan sebagai korupsi. Apa yang dikorupsi ? korupsi waktu, dan analoginya terlambat tentunya merugikan masyarakat dan diri sendiri.

Jika kebiasaan terlambat hanya dilakukan sekali dua kali saja tidak bisa disebut budaya. Tetapi dalam praktiknya di lapangan, terlambat seperti sudah menjadi karakter masyarakat Indonesia baik itu mahasiswa, dosen, karyawan atau PNS pun masih sering terlambat dalam menjalankan aktivitasnya. Ada banyak sebab  yang melatarbelakangi keterlambatan itu sendiri, seperti kebiasaan suka menunda, anggapan bahwa jam karet sudah biasa, penerapan sanksi yang tidak tegas, serta kebiasaan untuk memaklumi keadaan.

Mereka yang datang terlambat seperti tidak menghargai waktu dan terlalu menganggap remeh keadaan. Padahal waktu mereka yang terbuang percuma tidak akan mampu datang kembali. Budaya terlambat ini benar-benar merusak jatidiri seseorang, karena memupuk mental tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab.

Budaya jam karet sendiri telah membawa dampak negatif  bagi bangsa Indonesia, yakni rendahnya etos kerja dan etos belajar yang dimiliki masyarakat kita, serta pandangan terhadap pribadi masyarakat Indonesia yang tidak menghargai waktu. Kasus terakhir dari budaya terlambat ini adalah bagaimana beban psikologis para pelajar ketika adanya keterlambatan pengiriman naskah soal UN 2013.

Ada beberapa solusi untuk mengatasi budaya yang telah menjalar ini. Terlambat berkaitan erat dengan disiplin. Oleh karena itu sudah sepatutnya kita mulai berbenah dengan menerapkan disiplin waktu bagi diri sendiri, orangtua mengajarkan kedisiplinan kepada anak-anaknya, dosen juga mengajarkan kedisiplinan kepada mahasiswanya. Selain itu, orangtua, dosen, pejabat harus memberikan teladan, jika ingin orang terdekatnya memiliki sikap disiplin, tentu mereka harus memiliki sikap disiplin terlebih dahulu. Penerapan kedisiplinan harus berjalan beriringan dengan ketegasan masyarakat untuk menerapkan sanksi sosial. Karena kita semua tahu sanksi sosial sendiri bersifat menjerakan, dan sangat tepat untuk diterapkan dalam mengatasi masalah jam karet ini.
Bagikan Artikel Ini :

0 comments:

Post a Comment