Best Blogger Tips

Saturday 27 April 2013

desa binaan


Desa Binaan/Comunity Development

(comdev)

Comunity Development atau yang biasa dikenal dengan nama Desa Binaan adalah salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada penyelesaian masalah dan pemberdayaan masyarakat pada suatu daerah. Upaya pemberdayaan serta pengembangan suatu desa tidak pernah lepas dari perhatian kita semua. Secara umum desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas. Dimana kondisi di daerah tersebut tidak tersentuh pembangunan secara utuh, infrastruktur dasar tidak terpenuhi, aktivitas ekonomi rendah, serta sarana dan prasarana pendidikan yang terbatas. Berkaitan dengan kemiskinan, sebagian besar masyarakat miskin berada di desa, sehingga sudah seyogyanya pembangunan lebih diarahkan ke desa. Desa Binaan sendiri juga bisa dijadikan sarana untuk merubah paradigma yang ada di masyarakat bahwa pengabdian masyarakat bukan sekedar sarana untuk selalu memberi melainkan juga berusaha memberdayakan sumber daya alam dan potensi warga sehingga akan tercipta masyarakat mandiri dengan potensinya sendiri.


Berikut adalah hal-hal yang mesti dikaji dan di obeservasi sebelum menentukan desa binaan,

1.       Potensi Daerah

Potensi daerah disini meliputi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki desa setempat. Sumber daya diusahakan yang mudah tersedia, murah, serta dapat dikembangkan untuk kelak bisa berguna bagi masyarakat setempat.

2.       Permasalahan

Permasalahan yang ada dan kemungkinan terjadi dimasyarakat, seperti halnya tingkat pendidikan yang rendah, angka kawin muda yang tinggi, kesulitan pemasaran produk, dll

3.       Antusiasme Penduduk Setempat

Hal ini diperlukan selain untuk mendukung kelancaran program, juga untuk mencegah terjadinya efek domino yang biasanya terjadi seperti keengganan masyarakat setempat untuk melanjutkan program-program yang telah dikerjakan.

4.       Kearifan Lokal

Sebelum mengambil keputusan mengenai lokasi desa binaan, sudah sepatutnya untuk menggali nilai-nilai yang ada di masyarakat, hal ini perlu dilakukan karena untuk mendapatkan partisipasi dari masyarakat kita mesti mengenal kepribadian mereka. Comunity Development. Comdev boleh membawa kemajuan tetapi tidak boleh mengubah atau meninggalkan kearifan lokal yang ada.

5.       Kebutuhan Desa

Sebelum menyusun program, ada baiknya disesuaikan dengan kebutuhan desa. Desa tidak selalu membutuhkan bantuan fisik semata, tapi bantuan seperti penyuluhan-penyuluhan atau pendidikan karakter bagi remaja juga tak kalah pentingnya.

6.       Kesesuaian Program dengan Permasalahan dan Potensi Desa

Apa yang diberikan kelak, harus relevan dengan permasalahan yang ada dan kemampuan yang dimiliki. Jangan sampai menciptakan program yang kiranya tidak masuk akal, karena hal itu hanya akan membuang-buang tenaga, dan partisipasi dari masyarakat bisa saja berkurang.

7.       Motivasi

Dasar berjalannya semua program yang direncanakan adalah motivasi. Karena kelak ketika menjalankan program, akan ada banyak rintangan yang terjadi, semua itu dapat dilalui apabila anda memiliki tim yang saling mendukung dan tak kenal menyerah. (pebri)

Read More..
Bagikan Artikel Ini :

Thursday 18 April 2013

kontroversi dana pensiun tukang stempel

DANA PENSIUN TUKANG STEMPEL

Masih hangat di telinga kita bagaimana badan legislasi ini membangun gedung baru, kini muncul lagi polemik mengenai dana pensiun. Pernahkah anda bayangkan memperoleh pendapatan hingga 60 juta perbulan, fasilitas lengkap, bekerja selama 5 tahun, lalu memperoleh dana pensiun sekitar 6-75% dari gaji? Hal inilah yang didapat para legislator di DPR RI. Uang seperti telah menjadi segala-galanya di bangsa ini. Pernyataan ini seakan menyiratkan betapa bobroknya moral bangsa ini. Karena uang, hukum kembali diinjak-injak, bahkan oleh para legislator yang notabene lebih mengerti hukum. Hal inilah yang secara tidak langsung menuntun bangsa ini ke dalam labirin kuldesak yang mematikan.
DPR sendiri merupakan jabatan politis, sehingga sarat akan muatan politis dan kepentingan-kepentingan tertentu yang manipulatif dalam usulan dana pensiun ini. Apalagi bila ditengok kembali kebelakang kinerja anggota dewan belum ada yang memenuhi ekspektasi rakyat. Peran DPR sendiri lebih menonjol di fungsi pengawasan terhadap eksekutif, sementara di bidang legislatif serta budget belum terlalu menonjol dan justru lebih dekat dengan kontroversi. Dari segi kedisiplinan juga memprihantinkan karena banyak oknum anggota dewan yang bolos sidang dan tidur saat sidang berlangsung.

Pendapat salah satu fraksi di DPR yang menyatakan bahwa pemberian dana pensiun akan diberikan sesuai dengan kinerjanya juga sangat aneh, karena di UU No. 12 tahun 1980 tidak atur secara tegas dan rinci kinerja yang bagaimana. Pendapat dari masyarakat yang mengusulkan mengenai revisi undang-undang juga agak mustahil, mengingat yang berhak merevisi adalah DPR, sehingga apakah mungkin anggota dewan membuat peraturan yang merugikan diri sendiri?
Keadilan bagi masyarakat kembali tercoreng dengan dana pensiun ini. Negara selalu mengeluarkan miliaran rupiah tiap tahunnya untuk pensiunan para anggota DPR, ditengah penderitaan rakyat akan kemiskinan yang semakin merajalela.Dana pensiun ini jelas akan semakin memperburuk citra DPR serta menambah berat beban anggaran. Mestinya para anggota dewan sadar diri bahwa mereka adalah wakil rakyat, bekerja berdasarkan pengorbanan dan pengabdian, sehingga sudah sepantasnya tidak mendapat dana pensiun. Apabila kinerja mereka optimal, kelak yang didapat adalah lebih dari sekedar dana pensiun, namun jasa dan nama mereka akan dikenang sebagai anggota dewan yang prorakyat.

Read More..
Bagikan Artikel Ini :